welcome
Profil Kabupaten Lembata
Profil Kabupaten Lembata
Kabupaten Lembata merupakan Kabupaten
pulau yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun luas Kabupaten
Lembata adalah 4.620.285 km², yang terdiri dari luas wilayah daratan adalah
1.266,39 km², dan luas wilayah lautan adalah 3.353.859 km². Pulau Lembata
berbatasan dengan Laut Flores di bagian Utara, Laut Sawu di bagian Selatan,
Selat Alor di bagian Timur, Selat Boleng dan Lamakera di bagian Barat. Secara
Administratif Kabupaten Lembata terdiri dari 9 (Sembilan) Kecamatan, 137
(seratus tiga puluh tujuh) desa, 7 (tujuh) kelurahan. Alam Kabupaten Lembata
terdiri dari wilayah pesisir, berbukit, bergunung-gunung, dengan puncak
tertinggi berada pada 1.319 m di atas permukaan laut yakni gunung Ile Ape.
Sebagian wilayah Kabupaten Lembata pada umumnya terdiri dari tanah
pegunungan/bukit dan sedikit dataran yang tersebar pada 9 (sembilan) kecamatan.
Kabupaten Lembata beriklim tropis dengan
dua musim sama halnya dengan daerah lain di Indonesia yaitu musim hujan yang
terjadi dari bulan Oktober s/d April dan musim kemarau dari bulan April s/d
Oktober. Terkadang musim kemarau pada umumnya panjang, rata-rata delapan sampai
dengan sepuluh bulan dan musim hujan relative singkat rata-rata dua sampai
dengan empat bulan.
Kabupaten Lembata memiliki beranekaragam potensi sumber
daya alam antara lain, potensi perikanan dan kelautan berupa, rumput laut,
terumbu karang, jenis-jenis ikan seperti ikan tuna, cakalang ekor kuning, paus,
lobster, kerapu. Potensi pertambangan seperti, emas, pasir besi, produksi
pertanian dan perkebunan berupa, kemiri, kelapa, mete, alvokat, nenas, pepaya,
jagung, padi, ubi-ubian, kacang-kacangan. Produksi peternakan seperti, babi,
sapi, ayam dan kambing.
Kabupaten Lembata memiliki beranekaragam
potensi pariwisata yang memiliki keunikan daya tarik yang tersebar di sembilan
kecamatan.
Desa Lamalera Pada mulanya adalah satu desa saja yang kemudian
ditingkatkan menjadi dua buah desa , yaitu : Desa Lamalera Adan Desa Lamalera B
, dan merupakan dua buah desa dari Ke -16 buah desa dalam wilayah Kecamatan
Wulandoni di Pulau Lembata , Kabupaten Lembata . Desa Lamalera A meiputi dusun
: Lefo Lei , Lefo Lolo , Fung , dan dusun Lamamanu
Sedangkan
desa Lamalera B meliputi dusun : Lefo Bele , Futung Lolo , dan dusun Ongaona .
Luas wilayah desa Lamlera A dan Lamalera B
sekitar 1.400 Ha , diman geografisnya terdiri dari 75 % tanah berbukit
yang kering dan berbatu-batu ,
Pesisir
pantai Lamlera A terdiri dari tebing-tebing yang terjal dan berbatu wadas,
sehingga tidak ada tempat-tempat khusus untuk berlabuh . sedangka di pesisir
pantai desa Lamalera B lebih landai dan
lebih ideal untuk dijadikan tempat berlabuh . Desa Lamalera Adan Lamlera B,
sebelah timur berbatasan dengan desa Wulandoni , sebelah utara berbatasan dengan
desa Imulolong , sebelah barat berbatasan dengan desa Lelata ( dusun Lewotala )
dan sebelah selatannya berbatasan dengan bentangan laut sawu .
Wisata Budaya
Desa Budaya Lamalera
- Lokasi : Lamalera Kecamatan Wulandoni dengan jarak tempuh 47 km dari Kota Lewoleba .
- Jenis objek : Wisata Budaya .
- Deskripsi : Atraksi perburuan ikan paus secara tradisional yang hanya mempergunakan peralatan tradisional seperti peledang (Perahu kayu tanpa mesin ) dan tempuling (tombak yang ujungnya terikat yang terbuat dari baja ) yang dipergunakan untuk menikam ikan paus . Tradisi penangkapan ikan paus (Leva Nuang) berlangsung dari tanggal 01 Mei samapi dengan 31 Oktober setiap tahun . Persiapan ritual dimulai tanggal 29 April dengan dilaksanakan ritual ‘’Tobo Name Vate ‘’ atau ritus antara nealayan dan tuan tanah di Batu Paus . Pada tanggal 01 Mei dilaksanakan misa Pembukaan Leva (melaut).
Berburu
Ikan Paus
Lamalera memang sudah terkenal sebagai
desa nelayan pemburuh ikan paus . Keberanian
para nelayan Lamalera dalam meburuh ikan paus merupakan satu tanda Tanya besar
, karena sampai ke saat ini alat yang dipergunakan untuk penangkapan ikan paus
itu tidak pernah berubah sedikit pun . malah seluruh badan perahupun pantang
menggunakan sepotong besipun samapi ke generasi sekarang ini . dan dengan
menggunakan perahu yang tradisioanal itu
mereka bisa bergulat dengan raksasa laut disekitar laut sawu , dengan
kedalaman sekitar dua ribu meter , yang berlangsung dari bulan mei samapi
dengan bulan September .
Penagkapan ikan paus tidak terjadi
setiap hari , namun apabila Nampak ikan raksasa itu entah tunggal atau
berkelompok semua perahu akan berpacu kesana . masing – masing berusaha untuk
bisa memperolehnya , tidak saja oleh
perahu – perahu yang sedang melaut , tetapi juga yang turun dari darat secara
spontan . karena apabila orang – orang di panati memperhatikan perahu – perahu
di tengah laut mulai menggulungkn layarnya dan merebahkan tiang layarnya lalu
berpacu mengejar ikan paus , yang bisanya disebut ‘’Pera Keteklema ‘’ (Aksi dan
reaksi mengejar ikan paus )
Biasanya orang
–orang di darat setelah mengetahui
secara pasti bahwa perahu yang sementara di laut , mulai mengejar ikan paus .
maka mereka akan berteriak –teriak denagn suara lantang berkata ‘’Ba leo , Ba
leo , Ba leo , Ba leo , ……………..suatu seruan khusus untuk membangkitkan semangat
kalangan laki laki di dalam kampung untuk segera ke pantai , dan turun ke laut memburuh ikan paus . dan apabila
orang –orang telah berebutan menempati tempat – tempat kosong pada bagian
petakan perahu , segerah mereka mengejar , menuju ikan paus tersebut . setiap
perahu akan berlombah – lombah untuk
mengejar ikan itu , sementara masing – masingnya berusaha untuk saling mendahului satu sama
lainnya . Denagn semngat yang bergelorah mereka terus memburuh , sementara di
haluan perahu di atas anjungan , berdirilah sang Lama fa denagan siakp saling
memegang ‘’Lekke ‘’dan tali tempuling dengan erat –erat , dan di bantu oleh
seorang pembantu yang disebut “Breung alep sambil memberi semangat kepada para
awak perahu atau memberi komando kepada sang juru mudi , untuk membelokan
perahu ke kiri atau ke kanan sesuai arah ikan yang di kejar .
Berburuh Ikan Paus ( Perra Kotekelema )
Dan
didalam situasi yang tegang itu , masih terdapat suatu kerja sama yang baik
dari para nelayan Lamlera ini , ialah walaupun mereka saling berebutan untuk
mendapatkan ikan paus itu namun pada saat semua perahu berada disekitar ikan
paus , terlihatlah kerukunan mereka untuk
saling
membantu dalam mendapatkan ikan paus tersebut , karena sasaran mereka ialah
untuk memberikan suatu kehidupan kepada masyarakat secara umum bahkan terhadap
kampung – kampung tetangga baik yang yang ada di pesisir pantai maupun yang ada
dipedalaman .
Proses penangkapan ini sejak dari teriakan kata
Ba leo ……..sampai dengan tertangkapnya
ikan paus itu . sanagt tergantung pada adat dan tradisi mereka sebab jika
terjadi penyelewenagan sedikitpun , sebagaiman telah diuraikan diatas ,
terhadap hal –hal ini maka akan terjadi suatu musibah terutama kepada awak
perahu itu . Akibat – akibat semacam ini misalnya : tidak tertangkapnya jenis –
jenis ikan tertentu bahkan sampai
merengut nyawa dan ketika pengejaran se
ekor ikan paus , sang lama fa belum bisa melayangkan harpunya ketubuh raksasa
laut itu . sebelum memintakan pertimbangan awak perahu , sebab adakalanya ikan itu terlampau besar
atau sangat kecil . dan apabila telah mendapat restu sang lama fa baru boleh
meleyangkan harpunya denagn segenap kekuatan yang ada padanya . sambil menerjun
dirinya kedalam laut .
- Daya Tarik : Perburuan Ikan paus secara tradisional dengan adanya beberapa ritual yang dilaksanakan . Wisatawan juga dapat menikmati Panorama alam pantai yang terdapat di Lamalera .
- Aksesibilitas : Dapat ditempuh dari kota Lewoleba menggunakan angkutan darat sekitar 3 jam perjalanan dengan kondisi jalan menuju objek yakni jalan semen dan aspal .
gara gara si bos pengen liburan nanti bulan Februari 2018 ke Labuan Bajo Komodo Nusa Tenggara Timur yang mana sudah masuk dalam UNESCO tentang Budaya di Dunia. Mampir ke mari dah tentang orang Lamalera yang terkenal menjadi pemburu ikan paus sampe2 dunia luar negeri tau.
ReplyDeleteMantap gan artikelnya, salam kenal yah sobat netizen semuanya.
viagra jakarta