Friday 7 June 2013



LEWOLEIN BEACH
     

LOKASI :  Di Desa Dikesare Kecamatan Lebatukan dengan jarak                                                        tempuh 27 km dari Kota Lewoleba .
                                            
JENIS OBJEK :  Wisata Pantai
                                   
Deskripsi      : Pantai Lewolein merupakan pantai rekreasi yang                                                      sangat indah dan memiliki keistimewaan yaitu                                                      komposisi letak dan panorama alam . Dari pantai ini                                                           pengunjung bisa menyaksikan sunset di puncak                                                                           Gunung Ileape .
                                   
Daya Tarik  : Panorama pantai dengan hamparan pasir putih                                                         keabu-abuan .
                                            
AKSESIBILITAS :  Untuk mencapai objek tersebut sangat mudah karena sarana angkutan  darat yang banyak dan jalan beraspal sampai ke objek yang dituju  .

  Dibawah ini juga ada beberapa objek yang menarik


                                                                             Panorama Teluk Lewoleba


        



   

                  

Tourism Destination In Lembata

welcome


Profil Kabupaten Lembata


Kabupaten Lembata merupakan Kabupaten pulau yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun luas Kabupaten Lembata adalah 4.620.285 km², yang terdiri dari luas wilayah daratan adalah 1.266,39 km², dan luas wilayah lautan adalah 3.353.859 km². Pulau Lembata berbatasan dengan Laut Flores di bagian Utara, Laut Sawu di bagian Selatan, Selat Alor di bagian Timur, Selat Boleng dan Lamakera di bagian Barat. Secara Administratif Kabupaten Lembata terdiri dari 9 (Sembilan) Kecamatan, 137 (seratus tiga puluh tujuh) desa, 7 (tujuh) kelurahan. Alam Kabupaten Lembata terdiri dari wilayah pesisir, berbukit, bergunung-gunung, dengan puncak tertinggi berada pada 1.319 m di atas permukaan laut yakni gunung Ile Ape. Sebagian wilayah Kabupaten Lembata pada umumnya terdiri dari tanah pegunungan/bukit dan sedikit dataran yang tersebar pada 9 (sembilan) kecamatan.
Kabupaten Lembata beriklim tropis dengan dua musim sama halnya dengan daerah lain di Indonesia yaitu musim hujan yang terjadi dari bulan Oktober s/d April dan musim kemarau dari bulan April s/d Oktober. Terkadang musim kemarau pada umumnya panjang, rata-rata delapan sampai dengan sepuluh bulan dan musim hujan relative singkat rata-rata dua sampai dengan empat bulan.
Kabupaten Lembata memiliki beranekaragam potensi sumber daya alam antara lain, potensi perikanan dan kelautan berupa, rumput laut, terumbu karang, jenis-jenis ikan seperti ikan tuna, cakalang ekor kuning, paus, lobster, kerapu. Potensi pertambangan seperti, emas, pasir besi, produksi pertanian dan perkebunan berupa, kemiri, kelapa, mete, alvokat, nenas, pepaya, jagung, padi, ubi-ubian, kacang-kacangan. Produksi peternakan seperti, babi, sapi, ayam dan kambing.
Kabupaten Lembata memiliki beranekaragam potensi pariwisata yang memiliki keunikan daya tarik yang tersebar di sembilan kecamatan. 
Desa Lamalera Pada mulanya adalah satu desa saja yang kemudian ditingkatkan menjadi dua buah desa , yaitu : Desa Lamalera Adan Desa Lamalera B , dan merupakan dua buah desa dari Ke -16 buah desa dalam wilayah Kecamatan Wulandoni di Pulau Lembata , Kabupaten Lembata . Desa Lamalera A meiputi dusun : Lefo Lei , Lefo Lolo , Fung , dan dusun Lamamanu
Sedangkan desa Lamalera B meliputi dusun : Lefo Bele , Futung Lolo , dan dusun Ongaona . Luas wilayah desa  Lamlera A dan  Lamalera B  sekitar 1.400 Ha , diman geografisnya terdiri dari 75 % tanah berbukit yang kering dan berbatu-batu ,
Pesisir pantai Lamlera A terdiri dari tebing-tebing yang terjal dan berbatu wadas, sehingga tidak ada tempat-tempat khusus untuk berlabuh . sedangka di pesisir pantai  desa Lamalera B lebih landai dan lebih ideal untuk dijadikan tempat berlabuh . Desa Lamalera Adan Lamlera B, sebelah timur berbatasan dengan desa Wulandoni , sebelah utara berbatasan dengan desa Imulolong , sebelah barat berbatasan dengan desa Lelata ( dusun Lewotala ) dan sebelah selatannya berbatasan dengan bentangan laut sawu .






Wisata Budaya
Desa Budaya Lamalera

  1. Lokasi : Lamalera Kecamatan Wulandoni dengan jarak tempuh 47 km dari Kota Lewoleba .
  2. Jenis objek : Wisata Budaya .
  3. Deskripsi : Atraksi perburuan ikan paus secara tradisional yang hanya mempergunakan peralatan tradisional seperti peledang (Perahu kayu tanpa mesin ) dan tempuling (tombak yang ujungnya terikat yang terbuat dari baja )  yang dipergunakan untuk menikam ikan paus . Tradisi penangkapan ikan paus (Leva Nuang) berlangsung dari tanggal 01 Mei samapi dengan 31 Oktober setiap tahun . Persiapan ritual dimulai tanggal 29 April dengan dilaksanakan ritual ‘’Tobo Name Vate ‘’ atau ritus antara nealayan dan tuan tanah di Batu Paus . Pada tanggal 01 Mei dilaksanakan misa Pembukaan Leva (melaut).
Berburu Ikan Paus



         Lamalera memang sudah terkenal sebagai desa nelayan  pemburuh ikan paus . Keberanian para nelayan Lamalera dalam meburuh ikan paus merupakan satu tanda Tanya besar , karena sampai ke saat ini alat yang dipergunakan untuk penangkapan ikan paus itu tidak pernah berubah sedikit pun . malah seluruh badan perahupun pantang menggunakan sepotong besipun samapi ke generasi sekarang ini . dan dengan menggunakan perahu yang tradisioanal itu  mereka bisa bergulat dengan raksasa laut disekitar laut sawu , dengan kedalaman sekitar dua ribu meter , yang berlangsung dari bulan mei samapi dengan bulan September .
       Penagkapan ikan paus tidak terjadi setiap hari , namun apabila Nampak ikan raksasa itu entah tunggal atau berkelompok semua perahu akan berpacu kesana . masing – masing berusaha untuk bisa memperolehnya , tidak saja  oleh perahu – perahu yang sedang melaut , tetapi juga yang turun dari darat secara spontan . karena apabila orang – orang di panati memperhatikan perahu – perahu di tengah laut mulai menggulungkn layarnya dan merebahkan tiang layarnya lalu berpacu mengejar ikan paus , yang bisanya disebut ‘’Pera Keteklema ‘’ (Aksi dan reaksi mengejar ikan paus )
Biasanya orang –orang  di darat setelah mengetahui secara pasti bahwa perahu yang sementara di laut , mulai mengejar ikan paus . maka mereka akan berteriak –teriak denagn suara lantang berkata ‘’Ba leo , Ba leo , Ba leo , Ba leo , ……………..suatu seruan khusus untuk membangkitkan semangat kalangan laki laki di dalam kampung untuk segera ke pantai , dan  turun ke laut memburuh ikan paus . dan apabila orang –orang telah  berebutan  menempati tempat – tempat kosong pada bagian petakan perahu , segerah mereka mengejar , menuju ikan paus tersebut . setiap perahu akan berlombah – lombah  untuk mengejar ikan itu , sementara masing – masingnya  berusaha untuk saling mendahului satu sama lainnya . Denagn semngat yang bergelorah mereka terus memburuh , sementara di haluan perahu di atas anjungan , berdirilah sang Lama fa denagan siakp saling memegang ‘’Lekke ‘’dan tali tempuling dengan erat –erat , dan di bantu oleh seorang pembantu yang disebut “Breung alep sambil memberi semangat kepada para awak perahu atau memberi komando kepada sang juru mudi , untuk membelokan perahu ke kiri atau ke kanan sesuai arah ikan yang di kejar .







Berburuh Ikan Paus ( Perra Kotekelema )
     


Dan didalam situasi yang tegang itu , masih terdapat suatu kerja sama yang baik dari para nelayan Lamlera ini , ialah walaupun mereka saling berebutan untuk mendapatkan ikan paus itu namun pada saat semua perahu berada disekitar ikan paus , terlihatlah kerukunan mereka untuk
saling membantu dalam mendapatkan ikan paus tersebut , karena sasaran mereka ialah untuk memberikan suatu kehidupan kepada masyarakat secara umum bahkan terhadap kampung – kampung tetangga baik yang yang ada di pesisir pantai maupun yang ada dipedalaman .
    Proses penangkapan ini sejak dari teriakan kata Ba leo ……..sampai dengan  tertangkapnya ikan paus itu . sanagt tergantung pada adat dan tradisi mereka sebab jika terjadi penyelewenagan sedikitpun , sebagaiman telah diuraikan diatas , terhadap hal –hal ini maka akan terjadi suatu musibah terutama kepada awak perahu itu . Akibat – akibat semacam ini misalnya : tidak tertangkapnya jenis – jenis ikan tertentu bahkan  sampai merengut nyawa   dan ketika pengejaran se ekor ikan paus , sang lama fa belum bisa melayangkan harpunya ketubuh raksasa laut itu . sebelum memintakan pertimbangan awak perahu  , sebab adakalanya ikan itu terlampau besar atau sangat kecil . dan apabila telah mendapat restu sang lama fa baru boleh meleyangkan harpunya denagn segenap kekuatan yang ada padanya . sambil menerjun dirinya kedalam laut . 

  1. Daya Tarik :  Perburuan Ikan paus secara tradisional dengan adanya beberapa ritual yang dilaksanakan . Wisatawan juga dapat menikmati Panorama alam pantai yang terdapat di Lamalera .
  2. Aksesibilitas : Dapat ditempuh dari kota Lewoleba menggunakan angkutan darat sekitar 3 jam perjalanan dengan kondisi jalan menuju objek yakni jalan semen dan aspal .